David Hidayat: Pahlawan Penyelamat Terumbu Karang

Photo of author

By admin

Sebagai anak pantai, saya merasakan benar bagaimana ombak dengan ganasnya mampu memporak- porandakan daratan di sekitarnya. Dari mulai bangunan, kapal hingga pohon cemara pantai pun dengan mudah tumbang saat air sedang pasang. Apalagi jika penduduk sekitar pantai kurang pandai menjaga wilayah pantai, dalam sekejap daratan akan berubah jadi lautan.

Memang seperti sisi mata mata uang, keberadaan laut sangat bermanfaat bagi manusia. Namun apalagi tidak pandai menjaganya, bisa saja laut akan membahayakan bagi alam sekitarnya. Terlebih saat pesisir pantai juga terumbu karang rusak, ombak ganas dengan mudah sampai ke daratan

Seperti itulah yang dirasakan oleh David Hidayat, seorang anak asli pesisir Sungai Pinang Sumatera Barat tidak ingin pesisir pantai di wilayahnya rusak begitu saja. Berbekal ilmu yang telah di dapatkan serta pengalamannya aktif selama menjadi mahasiswa Bung Tomo Sumatera Barat, ia pun mulai mengkonservasi terumbu karang di pesisir Sungai Pinang.

Awalnya ia mendirikan komunitas penyelam yang bernama Andespin yang kepanjangan dari Anak Desa Sungai Pinang. Dengan berjalannya waktu bukan hanya sebagai komunitas menyelam saja, Andespin pun mulai membuat program kerja serta mensosialisakan ke masyarakat.

Tantangan pertama justru datang dari masyarakat yang tidak peduli serta pesimis dengan langkah yang dilakukan Andespin ini. Namun tantangan tersebut justru semakin memacu David kalau dia mampu. Dan langkah yang dilakukan yaitu mengidentifikasi berbagai faktor yang menyebabkan rusaknya terumbu karang.

Menurut David ada 2 yang menyebabkan terumbu karang rusak

Faktor manusia

Disadari atau tidak ternyata aktivitas manusia banyak yang menyebabkan terumbu karang rusak. Padahal saat terumbu karang rusak, tidak ada yang menghalau ombak besar ke daratan. Belum lagi terumbu karang menjadi tempat tinggal berbagai macam biota laut.

Aktivitas manusia yang menyebabkan terumbu karang rusak antara lain: berwisata ke bawah laut dengan tidak memperhatikan keadaan terumbu karang. Belum lagi mengambil terumbu karang untuk hiasan. Padahal berlu waktu yang cukup lama sampai terumbu karang bisa tumbuh lagi.

Belum lagi, sampah plastik khususnya yang sering dibuang begitu saja. Sampah- sampah tersebut akan terbawa air sungai dan berakhir di lautan. Di lautan tentu saja sampah sulit terurai dan menjadikan laut tidak bersih lagi.

Faktor alam

Alam juga bisa membuat terumbu karang rusak. Terjadinya gempa bumi misalnya yang membuat lempengan tanah bergeser bisa membuat terumbu karang rusak. Belum lagi saat terjadi banjir bandang akibat oleh oknum yang menggunduli hutan demi keuntungan pribadi. Berbagai benda yang terbawa banjir bandang akan dialirkan sungai ke laut. Benda- benda tersebut yang berupa batang pohon, kayu dan lainnya bisa merusak terumbu karang di lautan.

Setelah mengetahui penyebab terumbu karang rusak, tentu saja David bersama Andespin tidak tingggal diam. Selanjutnya ia melakukan langkah pencegahan agar terumbu karang tidak rusak. Langkah pencegahan tersebut antara lain:

  • Edukasi masyarakat pesisir

Proses edukasi masyarakat bisa dibilang paling sulit. Terlebih banyak yang belum paham tentang manfaat terumbu karang sehingga perlu menjaganya. Namun atas kegigihannya, David berhasil meyakinkan ibu- ibu khususnya yang awalnya menolak kini menjadi support systemnya.

  • Program adopsi koral

Tidak hanya seorang anak saja yang bisa diadopsi, tetapi terumbu karang pun kini juga bisa. Bedanya, terumbu karang yang diadobsi tidak bisa dibawa pulang. Namun, sebagai “orang tua” asuh bisa mendonasikan beberapa rupiah yang akan digunakan untuk merawat terumbu karang. Secara berkala tim relawan dari Andespin akan mengirimkan laporang perkembangan terumbu karang. Jadi sebagai orang tua asuh akan merasakan benar bagaimana menemani bahkan bisa mengamati pertumbuhan terumbu karang yang diadopsi meskipun tidak secara langsung

  • mengedepankan gotong royong

Bagi David, Andespin sebagai wadah mereka menyelamatkan terumbu karang bukan milih golongan saja. Tetapi siapapun dengan status apapun bisa bergotong royong dalam konservasi terumbu karang. Untuk itu, di Andespin juga mengajak mahasiswa turut aktif mengembangkan Andespin ini

Kesimpulan

Perjalanan luar biasa David bersama Andespin dalam mengkonservasi terumbu karang, tentu banyak menginspirasi orang. Bahkan atas kerja kerasnya kini ekosistem laut di sekitar Sungai Pinang sangat terjaga. Pantaslah jika ia mendapatkan salah satu penghargaan Satu Indonesia Award dari Astra di bidang lingkungan

Bagikan:

Tinggalkan komentar